Siapa yang terhebat?
Minggu ini, mari kita lanjutkan pembicaraan tentang kunci-kunci yang memungkinkan kita mengalami percepatan ilahi.
Aku yakin kamu pernah membaca bagian dalam Alkitab di mana murid-murid Yesus bertanya kepada-Nya, “Siapa yang terbesar di Kerajaan Surga?” (Matius 18:1).
Sudah menjadi sifat manusia untuk ingin menjadi yang terhebat, paling dikenal. Kadangopun manusia suka membandingkan diri sendiri, merendahkan diri sendiri, dan menyalahkan orang lain.
Ada konflik antara apa yang kita inginkan untuk diri kita sendiri dan apa yang kita berikan kepada orang lain…
Nah, tapi Yesus datang untuk membawa perspektif baru ke dalam situasi ini: Sebuah kodrat ilahi, dimana kita bisa berpartisipasi! “Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.” (Alkitab, 2 Petrus 1:4)
Sifat ketuhanan ini adalah sifat Tuhan yang merendahkan diri dalam kerendahan hati untuk mengabdi. “Sebenarnya Dia ilahi, tetapi Dia tidak menganggap keadaan-Nya yang ilahi harus dipertahankan-Nya. Sebaliknya, Dia rela melepaskan segala-galanya, lalu menjadi seperti seorang hamba.” (Filipi 2:6-11)
Sifat ilahi inilah yang Alkitab mau kita untuk ikut serta di dalamnya! Bahkan Tuhan yang besar dan luar biasa, berkata bahwa yang terbesar diantara kamu memiliki sikap rendah hati.
Jadi Kunci keenam untuk mengalami percepatan ilahi adalah… Mengejar kerendahan hati sebagai harta karun!
Merangkul sifat rendah hati Sang Pencipta dan Juru Selamat. Yesus menunjukkan kepada kita jalan menuju menjadi besar di Kerajaan Surga.
Bolehkah aku berdoa untukmu?…
“Tuhan, pimpin dan bentuklah hati dan hidupnya sedemikian rupa… Sehingga kerendahan hati dapat berkembang dalam dirinya. Aku meminta-Mu untuk mendekatkannya ke hati-Mu. Peluk dia di hadirat-Mu sehingga dia menjadi semakin serupa dengan-Mu. Oleh Roh Kudus dan rahmat-Mu, menuju jalan kerendahan hati dan kehormatan.”