Nilaimu nggak tergantung sama orang lain!
Apakah kamu seperti hidup di bawah pengawasan orang lain? Ada tatapan yang mendorong kamu untuk selalu ingin tampil maksimal? Atau kamu merasa seperti tawanan dari gejala tidak ingin terlihat kecuali kamu berpakaian dan tampil sempurna? Atau mungkin kamu malah berbohong agar bisa diterima?
Aku selalu berusaha untuk mengalahkan diriku sendiri… Karena tatapan orang lain telah merusak jiwaku dengan cara yang tidak aku duga. Aku selalu lemah dan kecil, dan teman-teman sekelasku tidak segan-segan mengingatkanku. Bullying ada dimana-mana, bahkan waktu kita scroll instagram… Ada aja komen yang “mengecilkan” orang lain.
Saat kita menderita dan selalu merasa tertuduh, gejalanya seperti ini:
● Kita merasa tertekan untuk mengalahkan diri kita sendiri.
● Kita selalu merasa seperti pecundang yang kalah sebelum berperang
● Kita berusaha membuat orang lain mengakui nilai kita.
● Kita melebih-lebihkan untuk merasa dicintai.
Tapi ingat, Kristus membebaskan kita dari semangat persaingan yang hanya bisa menghasilkan opini negatif terhadap diri sendiri. Kristus juga “menyembuhkan orang yang patah hati dan menyembuhkan luka mereka.” (lihat Alkitab, Mazmur 147:3, TB) Perkataan negatif dari orang lain bisa melukai hati kita. Tapi, tidak ada luka yang tidak dapat disembuhkan oleh Tuhan dan tidak ada rasa sakit yang membatasi Dia untuk menggenapi panggilan-Nya di dalam kita. Kepedihan di masa lalu disembuhkan oleh kasih-Nya yang bagaikan OBAT bagi jiwamu.
Jangan biarkan citra-Nya di dalam diri Kamu terdistorsi oleh kebohongan:
● Dari iblis,
● Tentang diri Kamu sendiri,
● Tentang Keadaan masa lalu dan masa kini.
Terlebih lagi, jangan biarkan itu mempengaruhi masa depanmu!
Ketika musuh jiwa datang dan membisikkan bahwa kamu tidak berharga dan mengingatkanmu akan keterbatasanmu, fokuslah pada Firman Tuhan! Kamu bebas dari setiap rantai, termasuk rantai distorsi citra dirimu. Kamu tidak perlu lagi membuktikan nilaimu kepada siapa pun. Tidak peduli ras, warna kulit, tingkat kecerdasan, keberhasilan atau kegagalanmu, Tuhan mengasihimu. Bangkit dan percaya!
