Kasih yang tulus.
Sebelum mengenal Kasih Tuhan, aku nggak ngerti seperti apa sih Kasih yang tulus dan nggak ngarepin imbalan?
Akhirnya waktu aku kuliah, aku mendengar dan merasakan Kasih Allah yang dasyat untuk pertama kalinya. Waktu itu aku kuliah di luar negri, tapi sedang pulang ke Bali untuk liburan Natal. Papaku memberikan aku uang hasil pelayannya, sebagai kado natal sebanyak 500ribu. Dan uang yang dia dapat dari pelayanan gereja itu aku habiskan di diskotik, mabuk-mabukan dan aku gunakan untuk membeli hal-hal yang nggak kudus.
Keesokan harinya aku baru sadar kalau dompet aku hilang, beserta kartu pelajar yang aku butuhkan untuk balik ke Singapura dan melanjutkan kuliah. Kupikir, sudahlah. Ini jalan buntu, mau nggak mau mama papaku akan tahu apa yang aku lakukan semalam. Lalu aku harus ke kantor polisi untuk melaporkan kehilangan kartu bersama mereka, karena butuh tanda tangan orang tua. Tapi bukan saja itu, yang paling mengganggu adalah rasa bersalah yang besar, yang aku rasakan! Long story short, akhirnya semua beres dan aku bisa kembali kuliah. Setelah aku kembali ke Singapura, aku berjanji sama Tuhan… Aku mau kembali jadi anak baik, yang nggak suka bohong dan mabuk-mabukan.
Waktu aku di gereja, aku maju untuk didoakan. Tiba-tiba ada tangan orang yang duduk disebelahku memegang bahuku dan mendoakan aku. Aku nggak pernah ketemu orang itu sebelumnya, tapi dia bilang: “Bapa bicara padaku untuk kasi tahu kamu, bahwa dimata-Nya kamu tetap putri kecilnya yang tidak bersalah, tidak ada cacat cela…. Dia tidak mengingat lagi kesalahanmu.”
Saat itu aku menangis, bagaimana mungkin segala kesalahanku Dia nggak inget lagi? Masa iya Tuhan nggak kecewa sama aku?
Mazmur 103:8 Berkata “TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita.” Dan aku merasakan itu.
Sejak saat itu aku tahu siapa BAPAKU! Dan seperti apa cinta kasih Tuhan terhadap kita. Kasih yang nggak berkesudahan. Kasih yang nggak ngungkit2 kesalahan. Kasih yang PERCAYA bahwa KITA BISA JADI LEBIH BAIK. Kasih yang memberi harapan.
“Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” – 2 Petrus 3:9.
“Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.” Yesaya 40:11
Temanku, aku nggak tahu bagaimana hubunganmu sama Tuhan hari ini. Apa kamu masih bisa merasakan kasih-Nya? Apakah kamu masih dekat dengan-Nya? Walau kamu merasa jauh, aku percaya, hati Tuhan untuk kamu. Kasihnya masih sama, seolah kamu nggak pernah menjauh! Nggak terukur kasih setia Tuhan, NGGAK AKAN HABIS dimakan waktu.
Semangat lagi yuk, jangan merasa tertuduh atau bersalah. Tangan-Nya terbuka kapan aja buat kamu!
Kalau kamu suka sama renungan ini, kamu juga bisa membacanya di aplikasi kami…. Tekan disini untuk mengunduh.