• ID
    • AR Arabic
    • CS Czech
    • DE German
    • EN English
    • ES Spanish
    • FA Farsi
    • FR French
    • HI Hindi
    • HI English (India)
    • HU Hungarian
    • HY Armenian
    • ID Bahasa
    • IT Italian
    • JA Japanese
    • KO Korean
    • MG Malagasy
    • MM Burmese
    • NL Dutch
    • NL Flemish
    • NO Norwegian
    • PT Portuguese
    • RO Romanian
    • RU Russian
    • SV Swedish
    • TA Tamil
    • TH Thai
    • TL Tagalog
    • TL Taglish
    • TR Turkish
    • UK Ukrainian
    • UR Urdu
Iman

Makna Mujizat - 5 Roti dan 2 Ikan

Kisah ini tercatat di dalam kitab Yohanes pasal 6, dimana banyak orang berbondong-bondong mengikuti Yesus demi melihat sebuah keajaiban. Yesus berkata "Mereka seperti domba tanpa gembala" saat Yesus melihat mereka datang. Hal yang menarik diperlihatkan dalam kisah ini adalah respon iman terhadap sebuah mujizat. Mari kita telusuri lebih dalam makna mujizat 5 roti dan 2 ikan, dan pesan Firman Tuhan yang terkandung di dalamnya.

Mujizat Bukanlah Yang Terutama

Pernahkah kamu melihat papan iklan atau baliho di jalan-jalan yang mengumumkan suatu acara conference atau KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) Kristen? Bagi kamu yang baru mengetahui ini, ini adalah suatu acara dimana orang percaya berkumpul dalam sebuah tempat untuk beribadah secara komunal (berkelompok). Dalam acara tersebut banyak juga yang mengalami mujizat, baik mujizat kesembuhan, maupun mujizat lainnya.

Kalau kita boleh jujur, sebenarnya hati kita senang jika kita melihat mujizat itu terjadi bukan? Bahkan hati kecil kita berkata "Kalau bisa mujizat seperti ini aku alami setiap hari". Tapi coba kita bereflektif sejenak dengan beberapa hal ini:

  • Apakah mujizat itu benar-benar ampuh menguatkan iman?

  • Bagaimana jika seumur hidup, tidak ada satupun mujizat yang terjadi? Apakah aku tetap bisa mempercayai Tuhan?

Supaya pertanyaan ini dapat lebih mudah dicerna, coba kita mundur sejenak ke kitab Bilangan pasal 14, dimana Tuhan murka karena bangsa Israel menolak untuk percaya sekalipun mereka telah melihat berbagai tanda mujizat. Sepuluh tulah sudah Allah berikan untuk membebaskan mereka dari perbudakan Mesir. Laut yang begitu luas terbelah untuk memberi jalan pembebasan. Manna setiap hari Allah sediakan supaya mereka tidak kelaparan, bahkan Allah juga memberikan daging dan air untuk mencukupkan mereka. Namun ternyata semua itu tidaklah cukup untuk membuat hati bangsa Israel percaya kepada Allah.

Dari penjabaran kisah bangsa Israel ini kita mendapatkan sebuah hipotesa atau praduga bahwa:

  1. Mujizat itu dapat dialami, namun belum tentu membuat iman kita teguh di dalam Tuhan

  2. Mujizat yang dialami setiap hari pun, ternyata juga belum tentu membuat hati manusia berubah terhadap Tuhan.

Sehingga dari kedua praduga ini dapat disimpulkan bahwa mujizat bukanlah hal utama yang membangun iman kristen. Salah satu Teolog bernama Paul Washer mengatakan "The greatest miracle in the world is a changed heart"

Mujizat yang terbesar di dunia ini adalah hati yang diubahkan.
Paul Washer

Perubahan hati hanya dapat terjadi ketika kita mengenal dan mengalami Tuhan secara pribadi lewat berbagai macam keadaan. Dalam kitab Yehezkiel pasal 36 ayat 26 Allah berfirman "Kamu akan kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu. Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat". Allah tidak menjanjikan mujizat itu selalu ada, tetapi Ia berjanji akan mengubah hati yang keras menjadi hati yang taat kepada Dia. Pertanyaannya adalah bagaimana hal ini dapat terjadi? Mari kita telusuri lebih dalam melalui kisah 5 roti dan 2 ikan ini.

video-poster
% Sedikit lambat 00:00
00:00
00:00

Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.

Markus 6:34

Setelah Yesus mengajar mereka hingga menjelang malam, tibalah saatnya untuk memberi mereka makan. Yesus bertanya kepada murid-Nya tentang bagaimana membeli roti untuk memberi makan orang sebanyak ini. Murid-murid mengalami keraguan dan ketidakpercayaan karena realita ini sulit untuk di atasi. Namun Yesus bertanya bukan karena Ia tidak tahu, tetapi karena Ia tahu apa yang akan Ia lakukan. Kemudian ada seorang anak yang memberikan apa yang ia miliki, 5 roti dan 2 ikan. Dan inilah yang dilakukan oleh Yesus.

5 Roti dan 2 Ikan untuk 5.000 Orang

'Kata Yesus: ”Suruhlah orang-orang itu duduk.” Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.' - Yohanes 6:10-11

Dari 5 roti dan 2 ikan yang ada, Tuhan sanggup mencukupkannya untuk 5.000 laki-laki. Apakah keraguan dan ketidakpercayaan Filipus & Andreas dapat membatalkan rancangan Allah untuk melakukan mujizat yang ajaib? Nyatanya Yesus tetap melakukan mujizat-Nya sekalipun kedua murid-Nya kurang beriman kepada-Nya.

Terkadang kita merasa tidak punya banyak kemampuan saat menghadapi situasi genting, seperti yang dialami oleh kedua murid ini. Namun bagi kita, ini adalah sebuah pelajaran untuk percaya kepada cara Tuhan.

"CHRIST WORKS BEYOND HUMAN WAYS (Kristus mengerjakannya diatas kemampuan dan pemikiran manusia)" - Ps. Michael Chrisdion

Kita sebagai manusia adalah pribadi yang terbatas. Kita tidak maha tahu dan tidak maha kuasa. Saat kita beriman kepada Tuhan, kita belajar untuk mengakui bahwa Allah Maha Tahu & Allah Maha Kuasa. Ia selalu tahu apa yang akan Ia lakukan sekalipun bagi kita adalah kemustahilan.

(Disadur dari buku: Beyond The Miracles (Michael Chrisdion, Literatur Perkantas Jawa Timur) Bab 4, hal. 90-92)

Melalui Realita Ini, Didapati 2 Tipe Iman:

  • Iman Komunal

Saat orang banyak banyak melihat mujizat yang Yesus lakukan, mereka cenderung memikirkan sesuatu yang lain ketimbang mempercayai Dia sebagai Tuhan.

'Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: ”Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia.” Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.' Yohanes 6:14-15

Mereka memiliki keinginan di dalam hati untuk menjadikan Yesus sebagai raja mereka dengan paksa. Bukankah ini baik? menjadikan Yesus sebagai raja? Namun ternyata Alkitab mencatatnya sebagai peringatan bagi kita bahwa keinginan ini bukanlah keinginan yang murni, melainkan ada motivasi lain dibalik itu semua.

'Yesus menjawab mereka: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.' Yohanes 6:26

Ketika mereka menemukan Yesus kembali, terlihat bahwa motivasi hati mereka menjadikan Yesus raja karena mereka pikir dibawah kepemimpinan orang seperti ini, apa yang mereka butuhkan pasti bisa dipenuhi karena Ia mampu melakukan mujizat.

Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.' Yohanes 6:66

Ketika Yesus menjelaskan bahwa Ia adalah Roti itu, orang-orang yang datang bergerombol tersebut satu persatu mengundurkan diri, termasuk beberapa murid Yesus. Ini pertanda bahwa iman mereka bukanlah iman yang personal. Mereka tidak mengenal dan mengalami Yesus lebih dalam, hanya sekedar sensasi sesaat karena tanda ajaib yang mereka lihat.

"KITA AKAN CAPEK KALAU HANYA MENGIKUTI TANDA MUKJIZATNYA SAJA" - Ps. Michael Chrisdion

(Disadur dari buku: Beyond The Miracles (Michael Chrisdion, Literatur Perkantas Jawa Timur) Bab 4, hal. 86,94-95)

  • Iman Personal

Berbeda dengan iman komunal, iman yang personal melewati ujian demi ujian. Ketika banyak orang datang pagi hingga menjelang petang, Yesus bertanya kepada salah satu murid-Nya bernama Filipus "Dimanakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan? " Pertanyaan ini dilontarkan bukan karena Yesus tidak tahu tempat membeli roti, namun Ia sedang menguji Filipus.

"Ia sedang menguji Filipus, karena Ia sudah tahu apa yang akan dilakukan-Nya." - Yohanes 6:6

Filipus menjawab dengan nada pesimis "Roti seharga 200 dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja".

Lalu murid lain bernama Andreas menjawab dengan jawaban skeptis (tidak percaya) "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?

"SERINGKALI YANG MENGHALANGI KUASA TUHAN BEKERJA ADALAH PERHITUNGAN KITA" - Ps. Michael Chrisdion

Iman personal sering diuji dengan realita yang terbilang mustahil agar kita sadar bahwa sebenarnya kita ini lemah dan butuh pribadi Tuhan. Melalui realita yang melemahkan kita, Tuhan memanggil kita untuk percaya dan bersandar kepada pribadi-Nya untuk melalui realita itu bersama-sama.

Seorang anak yang memberikan hanya sedikit saja dari apa yang ia miliki, adalah gambaran dari iman personal yang sempurna. Ia memberi tanpa ragu ataupun tidak percaya. Ia mempercayakan kepada Tuhan segala yang miliki walau hanya sedikit.

"YANG TUHAN CARI BUKAN SEBERAPA BANYAK YANG KITA MILIKI, TETAPI SEBERAPAPUN YANG ADA PADA KITA, PERCAYAKANLAH KEPADA-NYA" - Ps. Michael Chrisdion

(Disadur dari buku: Beyond The Miracles (Michael Chrisdion, Literatur Perkantas Jawa Timur) Bab 4, hal. 87-93)

REFLEKTIF :

BAGAIMANA DENGAN IMANMU TEMAN? APAKAH KAMU MAU BERTUMBUH DALAM IMAN YANG PERSONAL DENGAN TUHAN?

Makna 1: Makanlah "Roti" Yang Tidak Dapat Binasa

Mujizat roti yang digandakan tidak terjadi berulang kali. Bahkan disaat orang banyak itu bertemu Yesus kembali, mereka tidak melihat dan menerima tanda itu lagi. Yesus lebih menegaskan kepada mereka '..makanan dunia ini menjadi busuk dan rusak. Jadi, jangan bekerja untuk mendapatkan makanan seperti itu. Sebaliknya, bekerjalah untuk mendapatkan makanan yang tetap baik dan memberikan kamu hidup kekal. Anak Manusia akan memberikan kamu makanan itu. Ialah satu-satunya yang ditunjuk Allah Bapa untuk memberikannya kepadamu.'

Kita hidup juga untuk memenuhi kebutuhan primer (pangan) karena tubuh kita butuh makan setiap hari. Apa yang dimaksudkan oleh Yesus "bekerjalah untuk mendapatkan makanan yang tetap baik dan memberikan hidup kekal? Yang Ia maksud adalah Pribadi-Nya sendiri.

'Kata Yesus kepada mereka: ”Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi,..' - Yohanes 6:35

Apa yang Yesus inginkan adalah kita menikmati Dia setiap hari. Seperti roti yang dimakan dan menjadi kekuatan bagi tubuh kita, Yesus mau untuk kita percaya kepada Firman-Nya dan menjadikan Firman-Nya sebagai bahan bakar utama hidup kita. Kitab Yesaya menuliskan:

'tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.' - Yesaya 40:31

Kata menanti-nantikan adalah kata kerja yang aktif, artinya kita melakukannya setiap hari. Jangan berhenti pada pengalaman dengan mujizat Tuhan yang sementara karena ini hanyalah bayangan-Nya saja, tetapi berjumpa dengan Pribadi Tuhan setiap hari adalah yang terutama.

"MUKJIZAT ITU SEMENTARA. HIDUP YANG TUHAN BERIKAN DI DALAM KRISTUS ITU KEKAL." - Ps. Michael Chrisdion

(Disadur dari buku: Beyond The Miracles (Michael Chrisdion, Literatur Perkantas Jawa Timur) Bab 4, hal. 97-99)

Makna 2: Iman Yang Benar Menuntun Kepada Pengenalan dan Pengalaman

Disaat sebagian besar murid-murid Yesus meninggalkan-Nya karena tidak percaya kepada Firman-Nya, Yesus bertanya kepada kedua belas murid-Nya.

"Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: ”Apakah kamu tidak mau pergi juga?” - Yohanes 6:67

Sebuah jawaban yang sangat indah keluar dari salah satu murid bernama Petrus.

'Jawab Simon Petrus kepada-Nya: ”Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.' - Yohanes 6:68-69

Petrus menyatakan imannya bahwa di dalam ia mengikut Yesus, ia tidak hanya melihat mujizat yang Yesus lakukan yang mungkin hampir setiap hari dapat terjadi. Namun lebih dari itu, Ia merenungkan perkataan Yesus! Firman itu menjadi nyata saat petrus memilih untuk tetap mengikuti Yesus sekalipun ia melewati hal-hal yang mustahil bersama-sama.

Bahkan dimomen akhir mujizat 5 roti dan 2 ikan, saat Yesus tidak melakukan mujizat ia mengatakan bahwa Yesus adalah Yang Kudus dari Allah. Iman Petrus tidak tertuju kepada perbuatan atau pekerjaan Yesus saja, namun kepada Pribadi Yesus dan Kebenaran Firman-Nya.

"MENCARI MUKJIZAT ADALAH HAL YANG PALING MURAH. MENGALAMI MUKJIZAT MERUPAKAN HAL YANG BAIK. MENGALAMI YESUS ITULAH SEGALANYA" - Ps. Michael Chrisdion

(Disadur dari buku: Beyond The Miracles (Michael Chrisdion, Literatur Perkantas Jawa Timur) Bab 4, hal. 100-102)

Diambil Dari Buku: Beyond The Miracles (Bab 4 - Mukjizat Keempat : Apa Yang Kita Cari?)

Semua orang senang dengan mukjizat. Semua orang mengharapkan mukjizat. Namun tujuan Tuhan memberikan mukjizat adalah sebagai penunjuk arah, supaya kita mengarahkan pandangan kepada Dia. It's more than miracles...It's Jesus.

Dapatkan buku Beyond The Miracles karya Ps. Michael Chrisdion (Penerbit : Literatur Perkantas Jawa Timur) melalui link di bawah ini.