• ID
    • AR Arabic
    • CS Czech
    • DE German
    • EN English
    • ES Spanish
    • FA Farsi
    • FR French
    • HI Hindi
    • HI English (India)
    • HU Hungarian
    • HY Armenian
    • ID Bahasa
    • IT Italian
    • JA Japanese
    • KO Korean
    • MG Malagasy
    • MM Burmese
    • NL Dutch
    • NL Flemish
    • NO Norwegian
    • PT Portuguese
    • RO Romanian
    • RU Russian
    • SV Swedish
    • TA Tamil
    • TH Thai
    • TL Tagalog
    • TL Taglish
    • TR Turkish
    • UK Ukrainian
    • UR Urdu
Iman

Makna Mujizat - Kesembuhan Anak Pegawai Istana

Kejadian ini tercatat setelah mujizat air menjadi anggur. Dalam Yohanes 4:46-54, dikisahkan bahwa Yesus sedang berjalan kembali ke kana di Galilea lalu seorang pegawai istana datang dari Yudea ke Galilea menempuh jarak puluhan kilometer hanya untuk bertemu dengan-Nya. Mengapa pertemuan ini begitu penting bagi pegawai istana? Apa yang ada di dalam hatinya mengenai Yesus? Dan apa pesan yang bisa kita tangkap untuk masa hidup kita saat ini?

Perjalanan Yang Melelahkan

Di catat di dalam Alkitab ada seorang pegawai istana yang memiliki anak yang sedang sakit dan hampir mati. Suatu hari ia mendengar berita tentang Yesus yang pernah melakukan mujizat, dan saat ini Ia sedang berada di Kana, Galilea. Kana merupakan daerah dataran tinggi, terletak di kisaran 274 meter di atas permukaan laut. Sedangkan sang pegawai istana tinggal di daerah Kapernaum yang berjarak sekitar 38 kilometer lebih rendah dari Galilea. Dan pada saat itu tidak ada kendaraan bermesin seperi di era kita sekarang. Tidak ada ojek online, taxi, atau kendaraan lainnya untuk mempersingkat waktu perjalanan. Coba bayangkan jika kamu berada di posisi pegawai istana, jika kamu tahu bahwa hanya Yesus yang sanggup menyembuhkan anakmu yang hampir mati, relakah kamu berjalan mendaki 38 kilometer hanya untuk bertemu dengan Yesus? (Disadur dari buku: Beyond The Miracles (Michael Chrisdion, Literatur Perkantas Jawa Timur) Bab 2, hal. 44-45)

Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati.
Yohanes 4:47

Karena sang pegawai istana percaya bahwa hanya Yesuslah yang dapat melakukannya, maka ia rela berjalan sejauh 38 kilometer hanya untuk meminta kesembuhan. Sebuah perjalanan yang sangat melelahkan, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Saat ia sampai di Galilea dan berhadapan dengan Yesus, tanpa berpikir panjang ia mengutarakan apa yang ia butuhkan dan yakini ada pada Yesus.

Maka kata Yesus kepadanya: ”Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya.
Yohanes 4:48

Sesaat setelah sang pegawai istana mengutarakan isi hatinya, Yesus meresponi dengan teguran. Namun ada yang menarik, kata kamu di ayat itu di dalam bahasa aslinya bukan merujuk pada satu orang tetapi banyak orang (Yunani : kalian). (Disadur dari buku: Beyond The Miracles (Michael Chrisdion, Literatur Perkantas Jawa Timur) Bab 2, hal. 46)

Kisah ini juga tercatat di dalam kitab Matius pasal 8 ayat 5 sampai 13. Beginilah respon Yesus yang tercatat dalam kitab Matius.

Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel.
Matius 8:10
video-poster
% Sedikit lambat 00:00
00:00
00:00

Pada akhirnya apa yang menjadi harapan pegawai istana ini terpenuhi melalui perjumpaannya dengan Yesus. Perjalanan yang panjang dan melelahkan tidaklah sia-sia, anak yang ia kasihi itu sembuh tepat di saat Yesus berkata: ”Pergilah, anakmu hidup!” Dan satu keluarga pegawai istana itu menjadi percaya.

Reflektif : Mengapa kamu mau mengikut Yesus?

Apa alasan yang mendasari kamu untuk percaya kepada Yesus? Apakah mungkin hal-hal yang bisa Yesus lakukan, seperti membuat mujizat? atau kamu percaya bahwa hanya pribadi Yesus saja adalah jawaban terbesar untuk jiwamu yang membutuhkan Juruselamat?

Berkaca dari apa yang pegawai istana alami, jika kita bawa ke era sekarang, ada banyak dokter dan alat-alat yang canggih yang mungkin bisa membuat anaknya pulih dari sakit. Namun jika tidak di era ini, apakah tidak ada dokter atau tabib yang dapat mengobati anaknya? Namun mengapa ia lebih percaya kepada Yesus dan rela berjalan jauh demi sebuah keajaiban yang mungkin saat ini kita ragukan? Bukankah ini hal yang mengherankan?

Seorang Teolog bernama Paul Washer pernah mengatakan "I don't want revival, I want Christ! And if we have Christ, there will be a revival!" yang dalam bahasa Indonesia diartikan seperti ini :

"Aku tidak menginginkan mujizat, aku menginginkan Kristus! Dan jika kita memiliki Kristus, maka disanalah ada Mujizat!"

Pegawai istana itu rela untuk berlelah demi mendapatkan Yesus, karena ia percaya dimana Yesus ada, disitu ada mujizat. Ia percaya bahwa jawaban yang ia perlu bukanlah sekedar pengobatan tetapi keselamatan. Pegawai istana yang adalah seorang romawi, seorang yang dikatakan "asing" menurut orang Israel karena tidak terhitung orang pilihan Allah memiliki IMAN yang lebih besar dibanding orang Israel yang mengklaim dirinya dekat dengan Allah.

Disinilah kita belajar bahwa mengikut Yesus itu lebih dari sekedar hanya mengejar atau menginginkan mujizat, tetapi transformasi hidup ketika kita berjalan dan menikmati hubungan dengan Yesus setiap hari. (Disadur dari buku: Beyond The Miracles (Michael Chrisdion, Literatur Perkantas Jawa Timur) Bab 2, hal. 49,55)

Apa itu tujuan utama hidup manusia? Tujuan utama hidup manusia adalah untuk memuliakan Allah serta menikmati Dia selamanya.
Katekismus Singkat Westminster

Makna Mujizat: Kekristenan adalah tentang mengalami hubungan dengan Tuhan.

Banyak dari kita mengira bahwa mujizat yang terbesar adalah kesembuhan anak pegawai istana. Namun ternyata lebih dari itu, seorang "asing" mendapatkan iman percaya kepada Tuhan yang benar dan beroleh keselamatan untuk dirinya dan keluarganya. Kekristenan bukanlah tentang "mengejar atau meraih apa yang Tuhan miliki" tetapi tentang "mengalami hubungan dengan Tuhan".

Seperti pegawai istana yang dapat percaya kepada Yesus sekalipun tidak masuk hitungan orang pilihan Allah, dapat berjumpa dengan Tuhan dan mendapat selamat, begitu juga kamu hari ini. Siapapun kamu dan dimana pun kamu berada, Yesus yang sama menawarkan sebuah hubungan yang manis. Dia ada di segala musim hidup, bahkan di dalam kesusahan seperti yang pegawai istana alami. Kamu bisa datang kepada-Nya dengan jujur karena Dia tahu apa yang kamu rasakan saat Ia menjadi manusia. Arahkanlah pandanganmu dan keinginanmu bukan hanya pada mujizat yang Dia dapat lakukan, tetapi yang utama pada Pribadi-Nya yang penuh kasih. (Disadur dari buku: Beyond The Miracles (Michael Chrisdion, Literatur Perkantas Jawa Timur) Bab 2, hal. 53,55)

Diambil Dari Buku: Beyond The Miracles (Bab 2 - Mukjizat Kedua : Kesembuhan Anak Pegawai Istana)

Semua orang senang dengan mukjizat. Semua orang mengharapkan mukjizat. Namun tujuan Tuhan memberikan mukjizat adalah sebagai penunjuk arah, supaya kita mengarahkan pandangan kepada Dia. It's more than miracles...It's Jesus.

Dapatkan buku Beyond The Miracles karya Ps. Michael Chrisdion (Penerbit : Literatur Perkantas Jawa Timur) melalui link di bawah ini.