• ID
    • AR Arabic
    • CS Czech
    • DE German
    • EN English
    • ES Spanish
    • FA Farsi
    • FR French
    • HI Hindi
    • HI English (India)
    • HU Hungarian
    • HY Armenian
    • ID Bahasa
    • IT Italian
    • JA Japanese
    • KO Korean
    • MG Malagasy
    • MM Burmese
    • NL Dutch
    • NL Flemish
    • NO Norwegian
    • PT Portuguese
    • RO Romanian
    • RU Russian
    • SV Swedish
    • TA Tamil
    • TH Thai
    • TL Tagalog
    • TL Taglish
    • TR Turkish
    • UK Ukrainian
    • UR Urdu
Iman

Makna Mujizat: Kesembuhan Di Kolam Betesda

Sebuah kisah yang mengharukan tercatat dalam kitab Yohanes pasal 5 ayat 1 sampai 18, dimana Yesus bertemu dengan seorang lumpuh di sekitar kolam Betesda. 38 tahun sudah ia jalani dalam kelumpuhan, namun tanpa sadar imannya tidak lagi ada di dalam Allah. Apa yang Yesus lakukan kepada orang lumpuh ini? Dan apa maknanya bagi hidupmu saat ini?

Lumpuh Jasmani & Rohani

Menjelang hari raya orang Yahudi, Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda. Kolam itu memiliki 5 serambi.

dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu.
Yohanes 5:3

Banyak yang mengira bahwa kolam Betesda adalah kolam yang bersih, memiliki arsitektur yang sangat bagus, dan merupakan salah satu spot menarik untuk dikunjungi. Namun nyatanya, kolam ini adalah kolam pembersihan hewan korban untuk persembahan. Letaknya di dekat Bait Allah tepat di Pintu Gerbang Domba, dan banyak orang membawa hewan korban untuk dimandikan di situ. Konon darah hewan korban yang disembelih juga mengalir ke kolam Betesda. Lantai sekitar kolam begitu kotor karena sering dilewati hewan korban dan kotoran hewan pun juga banyak berceceran.

Kolam yang sangat tidak higenis ini juga adalah tempat karantina untuk orang-orang sakit kusta. Banyak dari mereka tinggal di sekitar kolam Betesda untuk menunggu guncangan air dari "malaikat". Namun kepercayaan tentang "malaikat" yang mengguncang air ini bukan berasal dari kepercayaan Yahudi. Kepercayaan ini diciptakan oleh orang Romawi sebagai upaya untuk masuk ke dalam budaya Yahudi supaya orang-orang Yahudi tidak lagi mempercayai Yahweh, Allah mereka dengan memakai kolam Betesda ini sebagai sarananya karena konon Betesda dulunya adalah kuil Yunani untuk penyembahan dewa Asklepius (dewa pengobatan & mukjizat). Dan usaha ini terbilang berhasil, terlihat dari banyaknya orang sakit yang berkumpul di sekitaran kolam dengan harapan guncangan air dari "malaikat" itu dapat menyembuhkan mereka.. (Disadur dari buku: Beyond The Miracles (Michael Chrisdion, Literatur Perkantas Jawa Timur) Bab 3, hal. 62-64)

Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.
Yohanes 5:5

38 tahun bukanlah waktu yang singkat. Ia menghabiskan sebagian masa hidupnya hanya untuk menunggu sesuatu yang mustahil. Terbaring tanpa harapan dan masa depan, jiwanya berkali-kali hancur karena melihat orang-orang berhasil masuk ke dalam kolam sedangkan dirinya ada ujung kolam terkapar tak berdaya. Perlahan fokus hidupnya berganti dari harapan untuk sembuh menjadi harapan untuk dapat masuk ke kolam yang kotor itu. Kepercayaannya kepada Allah kini berganti kepada dewa Asklepius.

Ia berpikir "Jika Allah tidak mampu menyembuhkan, mungkin dewa lain bisa". Namun nyatanya selama 38 tahun, keadaan dirinya masih tetap sama. Sampai suatu hari menjelang hari raya orang Yahudi, Yesus pergi ke Yerusalem dan melihat orang ini berbaring di sekitar kolam.

Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: ”Maukah engkau sembuh?"
Yohanes 5:6
Jawab orang sakit itu kepada-Nya: ”Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.”
Yohanes 5:7

Saat Juruselamat itu datang, orang yang lumpuh ini tak mampu melihat keselamatan yang ada di depan matanya. Ia malah mengatakan hal lain saat Yesus bertanya "Maukah engkau sembuh?". Berapa banyak dirimu pernah mengalami hal serupa? Saking seringnya masalah itu datang, sampai kamu tidak mampu menemukan jawaban. Semuanya terasa "stuck" terhimpit ditengah jalan. Semua doa sudah kamu naikkan setiap hari, tapi Tuhan seakan-akan diam dan tidak mendengar. Hingga akhirnya kamu mencoba mencari alternatif lain dan mencoba berbagai cara dengan usaha sendiri. Cobalah renungkan ini dengan menonton kisahnya. (Disadur dari buku: Beyond The Miracles (Michael Chrisdion, Literatur Perkantas Jawa Timur) Bab 3, hal. 64-65)

video-poster
% Sedikit lambat 00:00
00:00
00:00

Reflektif Hari Ini :
Yesus Melihat & Tahu Pergumulanmu! Dia tidak menegur karena ketidakpercayaanmu. Dia mencarimu, dan memberi anugerah dalam Firman-Nya. Firman-Nya memberi kekuatan!

Anugerah di dalam Firman Allah!

Disaat Yesus bertanya untuk kesekian kalinya, orang lumpuh itupun percaya. Lalu Ia berfirman "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Dan seketika itu juga orang lumpuh itu dapat berjalan dan mengangkat tilamnya. Tanpa syarat apapun, orang itu memperoleh kesembuhan. Inilah Anugerah di dalam Firman Allah, disaat orang lumpuh ini tidak mencari Tuhan, bahkan tidak memiliki iman lagi untuk sembuh, kemurahan Tuhan menjangkau dan menguatkan dia baik secara jasmani maupun rohani.

Dunia VS Firman Tuhan

Betesda adalah gambaran dunia kita saat ini. Penuh dengan orang "sakit" yang tidak mampu menyembuhkan dirinya sendiri. Ada banyak alternatif yang menawarkan "kesembuhan" (konteks: fisik, finansial, hubungan, pekerjaan, dan lainnya) diluar Tuhan. Banyak orang rela menukar imannya kepada Tuhan dengan hal-hal duniawi yang sifatnya sementara. Dan pada akhirnya akan menyebabkan lumpuh rohani seperti orang lumpuh yang ada di sekitar kolam Betesda.

Tetapi puji Tuhan kita memiliki Firman Tuhan yang hidup. Sang Firman itulah yang mencari dan mendapatkan kita, karena Ia tahu kita tidak mampu menyelamatkan diri kita sendiri. Inilah inti Kabar Baik Firman Tuhan: Dia yang menemukan kita, Dia yang menyembuhkan kita, Dia menyelamatkan kita. (Disadur dari buku: Beyond The Miracles (Michael Chrisdion, Literatur Perkantas Jawa Timur) Bab 3, hal. 70-71)

Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: ”Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu.” Akan tetapi ia menjawab mereka: ”Orang yang telah menyembuhkan aku, Dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Mereka bertanya kepadanya: ”Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?” Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu.
Yohanes 5:10-13

Agama VS Injil

Jika sebelumnya kita melihat kontras antara dunia dan Firman Tuhan, maka sekarang kita melihat dari sisi AGAMA dengan INJIL. Hari dimana orang lumpuh itu sembuh merupakan hari raya Sabat orang Yahudi. Sebagaimana Hukum Taurat menulis bahwa tidak ada seorangpun yang boleh melakukan pekerjaan di hari Sabat TUHAN, maka orang lumpuh ini dilarang untuk memikul tilahnya.

Kemarahan orang Yahudi pada si lumpuh itu menggambarkan kondisi beberapa orang kristen yang lebih peduli kepada peraturan-peraturan dibandingkan kesejahteraan seseorang yang menerima kemurahan Tuhan. Seringkali mereka berpegang pada sebuah tradisi (AGAMA) daripada apa yang INJIL kabarkan. Misalnya ada rekan kita yang masih hidup tidak sesuai dengan Firman Tuhan, bukannya mengabarkan kabar baik Injil tetapi malah dihakimi. Padahal kita perlu ingat bahwa kita juga dulunya adalah "orang-orang sakit". Janganlah kita menjadi seperti orang Farisi yang lebih fokus pada hukum lahiriah, tapi fokuslah pada Injil dan Kasih Karunia Allah yang menyelamatkan orang berdosa. (Disadur dari buku: Beyond The Miracles (Michael Chrisdion, Literatur Perkantas Jawa Timur) Bab 3, hal. 73)

Makna 1: "Sembuh" bukan karena melakukan namun karena Firman-Nya menyelesaikan.

Agama selalu berkata "Lakukan ini dan itu, supaya kamu..." namun Yesus berkata "Sudah selesai". (Disadur dari buku: Beyond The Miracles (Michael Chrisdion, Literatur Perkantas Jawa Timur) Bab 3, hal. 75)

Terkadang kita orang percaya menaruh perbuatan demi suatu mujizat. Melakukan sesuatu supaya Tuhan melihat dan berbaik hati memberi apa yang kita harapkan sepertinya baik, namun ternyata hal ini tidak sesuai dengan Firman Tuhan.

Jika kita merefleksikan apa yang orang lumpuh ini alami, ketika ia menerima mujizat kesembuhan, ia bahkan sudah tidak memiliki iman lagi dalam memperolehnya. Tetapi kesembuhan itu datang dari Sang Firman, yaitu Yesus. Yesus datang menemui hidupnya yang bahkan tanpa iman & harapan, yang jiwanya tidak pernah bisa beristirahat (selalu bertanya mengapa aku masih disini padahal sembuh itu mustahil, aku tidak mengerti).

Disaat Yesus datang, saat itulah timbul iman & pengharapan. Ia sadar ternyata bukan kolam yang ia butuhkan, tetapi Yesus. Setelah ia sembuh, Alkitab berkata "Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia." Ia bersaksi kepada orang-orang Yahudi bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia, Sang Firman yang telah menyelesaikan pergumulannya.

"FAITH IS RECEIVING WHAT GRACE HAS ACCOMPLISHED (IMAN ADALAH MENERIMA APA YANG ANUGERAH TELAH SELESAIKAN)" - Ps. Michael Chrisdion

(Disadur dari buku: Beyond The Miracles (Michael Chrisdion, Literatur Perkantas Jawa Timur) Bab 3, hal. 79)

IN TIMES, EVEN WHEN WE ARE FAITHLESS. CHRIST REMAINS FAITHFUL. HIS GRACE REACHES YOU.
Ps. Michael Chrisdion
BAHKAN DISAAT KITA TIDAK SETIA, KRISTUS TETAP SETIA. KASIH KARUNIA-NYA MENGGAPAI SAUDARA.
Ps. Michael Chrisdion

Makna 2: Yesuslah Sabat Yang Sejati.

Inti dari kisah ini bukanlah kesembuhan. Ada banyak mujizat kesembuhan yang Yesus lakukan dikisahkan dalam Alkitab. Makna inti dari kisah ini adalah Sabat yang sejati. Apa itu Sabat? Sabat di dalam Alkitab pertama dicatat pada masa penciptaan, dimana pada hari ke tujuh Allah "beristirahat" karena pekerjaan-Nya dalam mencipta sudah selesai.

Maksud Sabat kemudian diperjelas di dalam kitab Keluaran 31:16-17 "Maka haruslah orang Israel memelihara hari Sabat, dengan merayakan sabat, turun-temurun, menjadi perjanjian kekal. Antara Aku dan orang Israel maka inilah suatu peringatan untuk selama-lamanya, sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang ketujuh Ia berhenti bekerja untuk beristirahat." Pertanyaan yang muncul adalah mengapa hari Sabat menjadi perjanjian yang kekal dan menjadi suatu peringatan untuk selama-lamanya?

Kitab Ulangan menjelaskan alasan pertanyaan ini "Sebab haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat" Sabat menjadi pengingat bahwa TUHAN telah melepaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir.

Tetapi kemudian peringatan akan hari Sabat yang tertulis ini menjadi kabur maknanya saat dua traktat dari Misyna, Shabbath dan Erubim, menyajikan rincian tata cara dan tradisi manusia yg menjadi beban atas perintah-perintah Allah. Tradisi yahudi inilah yang menentang seseorang bekerja (bahkan mengangkat tilam) di hari Sabat tanpa menghiraukan maksud Allah yang sesungguhnya dalam kitab Ulangan.

Hari ini, "perbudakan" itu bukan lagi oknum. Jika kamu sedang bekerja, pengakuan dari atasan bisa menjadi "perbudakan". Engkau bekerja demi mendapat jempol atasan dengan melakukan segala cara yang mungkin licik. Jika kamu sedang kekurangan dan keluarga besarmu notabene orang berada, maka mencari nafkah dan uang itu sendiri bisa jadi "perbudakan" demi penerimaan keluarga. Segala "perbudakan" yang kamu alami diatas adalah akibat dosa. Yang membuatmu lebih percaya "tradisi" dunia daripada Firman Tuhan.

Yesus datang untuk membebaskanmu dari "perbudakan" yang kamu percaya dan dengarkan dari dunia. Hari "beristirahat" (hari ke tujuh) itu bukan lagi saat Israel dibebaskan dari Mesir, tetapi saat Yesus bangkit dari kematian mengalahkan dosa. Karya keselamatan Kristus yang telah selesai, memberimu jalan untuk dapat menaruh iman seutuhnya kepada Dia dan kedaulatan-Nya. Percayakan hidupmu sepenuhnya di dalam Yesus! (Disadur dari buku: Beyond The Miracles (Michael Chrisdion, Literatur Perkantas Jawa Timur) Bab 3, hal. 78)

"FAITH IS RESTING IN THE FINISHED WORK OF CHRIST
Ps. Michael Chrisdion
IMAN ADALAH BERISTIRAHAT (BERSANDAR DENGAN TENANG) DALAM KARYA KRISTUS YANG TELAH SELESAI
Ps. Michael Chrisdion

Diambil Dari Buku: Beyond The Miracles (Bab 3 - Mukjizat Ketiga : Kesembuhan Di Kolam Betesda)

Semua orang senang dengan mukjizat. Semua orang mengharapkan mukjizat. Namun tujuan Tuhan memberikan mukjizat adalah sebagai penunjuk arah, supaya kita mengarahkan pandangan kepada Dia. It's more than miracles...It's Jesus.

Dapatkan buku Beyond The Miracles karya Ps. Michael Chrisdion (Penerbit : Literatur Perkantas Jawa Timur) melalui link di bawah ini.