• ID
    • AR Arabic
    • CS Czech
    • DE German
    • EN English
    • ES Spanish
    • FA Farsi
    • FR French
    • HI Hindi
    • HI English (India)
    • HU Hungarian
    • HY Armenian
    • ID Bahasa
    • IT Italian
    • JA Japanese
    • KO Korean
    • MG Malagasy
    • MM Burmese
    • NL Dutch
    • NL Flemish
    • NO Norwegian
    • PT Portuguese
    • RO Romanian
    • RU Russian
    • SV Swedish
    • TA Tamil
    • TH Thai
    • TL Tagalog
    • TL Taglish
    • TR Turkish
    • UK Ukrainian
    • UR Urdu
Tanggal publikasi 18 Sep 2025

3 Alasan sederhana kita belum siap menikah...

Tanggal publikasi 18 Sep 2025

Kadang kita mikir menikah itu kayak “next level” dalam hidup. Padahal, menurut Myles Munroe di bukunya The Purpose and Power of Love and Marriage, pernikahan bukan soal buru-buru biar nggak dibilang jomblo forever, tapi soal kesiapan. Nah, ada tiga alasan kenapa mungkin kita belum siap menikah:

1. Belum tahu tujuan hidupmu.Kalau kamu sendiri masih bingung mau jadi apa atau hidup buat apa, menikah malah bisa bikin tambah rumit. Alkitab bilang, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu” (Yeremia 29:11). Jadi, kenali dulu tujuanmu.

2. Masih cari kebahagiaan dari orang lain.Kalau kamu berharap pasangan bisa jadi sumber bahagiamu, kemungkinan besar kamu bakal kecewa. Kebahagiaan yang sejati cuma bisa lahir dari Tuhan. Yesus bilang, “Mintalah, maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu” (Yohanes 16:24).

3. Belum siap komitmen.Menikah itu bukan sekadar romantis-romantisan, tapi siap setia, sabar, dan berkorban. Kalau masih mikirin “aku duluan”, ya mungkin memang belum waktunya. Karena pernikahan bukan sekadar hubungan sosial, tapi institusi ilahi. 

So, menikah itu bukan soal umur atau desakan orang. Tapi soal kesiapan hati, tujuan, dan iman. Pernikahan itu seperti omlet, menjadi lebih enak kalo telurnya sehat/ berkualitas. Jadi pastikan, you become the best before you bring the best! Tuhan berkati harimu ya.

Debbie Wiratno
Penulis

Terdorong oleh Roh Kudus untuk menulis renungan yang penuh harapan, berdasarkan kebenaran Firman Tuhan dan tepat waktu.