Aku mau!
Pernahkah duniamu runtuh karena kabar buruk? Itulah yang terjadi padaku ketika melihat bintik putih muncul di kulitku. Bintik itu menandakan bahwa aku telah terkena penyakit yang paling ditakuti pada zamannya: kusta.
Sejak saat itu, aku menjadi wabah... orang buangan di mata semua orang. Efek penyakitnya pada tubuh, sangat mengerikan, tapi anehnya, itu bukan bagian terburuknya. Bagiku, konsekuensi yang paling sulit adalah ditolak oleh masyarakat.
Kebanyakan orang percaya bahwa aku telah dikutuk oleh Tuhan karena dosa-dosaku, dan mereka menjauhiku. Aku dihindari oleh semua orang, dan bahkan mereka yang paling mencintaiku tidak bisa menyentuhku karena takut tertular. Menurut hukum, tidak ada yang bisa mendekatiku dalam jarak tertentu.
Aku tidak punya rumah, dan hampir tidak bisa mendapatkan makanan. Ini terlalu berat bagiku: aku hanya ingin bangun dari mimpi buruk ini dan semuanya balik seperti dulu.
Namun, suatu hari, sedikit harapan muncul di hati. Adikku, yang merupakan salah satu pelayan di pernikahan di Kana, bercerita tentang seorang bernama Yesus dari Nazaret telah melakukan mukjizat yang belum pernah terjadi sebelumnya: Dia telah mengubah air di bejana penyucian menjadi anggur. Dia sendiri yang mengisi bejana-bejana itu dengan air! Bahkan kepala perjamuan mengatakan itu adalah anggur terbaik yang pernah dia cicipi.
Aku harus bertemu Yesus selagi Dia masih berada di area itu. Aku bertanya ke beberapa orang, dan akhirnya aku menemukan-Nya. Murid-murid-Nya mengancamku, bersikeras agar aku ngga mendekat, tetapi Yesus menenangkan mereka dan datang ke arahku.
Aku melakukan sesuatu yang sangat berbahaya bagi seorang penderita kusta: aku berlutut. Yesus adalah satu-satunya harapanku, jadi inilah saatnya untuk menyerahkan segalanya. aku memohon kepada-Nya, “’Tuan, jika Engkau mau, Engkau dapat mentahirkanku. Hanya jika Engkau mau... aku akan taat pada-Mu.’” (Matius 8:2-4)
Dengan mata-Nya yang lembut menatapku, Dia berkata, “Aku mau,” sambil meletakkan tangan-Nya di pundakku. Sudah begitu lama sejak ada orang yang menyentuhku! Aku mulai menangis saat merasakan kasih dan kuasa Tuhan mengalir melalui tubuhku. Semua lukaku mulai menutup, dan dalam hitungan detik, penyakit kusta itu hilang, dan seluruh kulitku telah pulih. Yesus telah menyembuhkanku!
Hari itu aku mendapatkan kembali hidupku, tetapi lebih dari itu, aku menemukan sumber Kehidupan itu sendiri.
Aku bukan lagi seorang penderita kusta karena aku telah dipilih oleh Yesus.