Aku Telah Memberkatimu!
Pengalaman-pengalaman yang aku alami bersama Yesus sejak Dia memanggilku untuk mengikuti-Nya benar-benar menakjubkan. Aku sudah melihat Dia menyembuhkan orang sakit, melepaskan orang yang diganggu roh jahat, melakukan mukjizat… tetapi yang paling menyentuh hatiku dari Yesus adalah cara-Nya berbicara dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang lain.
Sikap-Nya yang lembut, cara-Nya terhubung dengan setiap orang—baik secara pribadi maupun di tengah banyak orang—sangat luar biasa, begitu juga dengan pengajaran yang berkuasa. Karena itu, ketika Yesus memanggilku untuk ikut terlibat dalam khotbah yang sedang Dia persiapkan, aku merasa itu sebuah kehormatan besar. Aku boleh menuliskan bagian-bagian dari khotbah-Nya sekaligus berbagi pikiranku dengan-Nya tentang hal itu.
Aku sangat kagum dengan cara-Nya memulai khotbah istimewa ini: “Berbahagialah…” Sungguh, apa lagi cara terbaik untuk memulai sebuah khotbah selain dengan berbicara tentang berkat-berkat yang Allah sediakan bagi kita?
Biasanya, berkat seperti ini dianggap hanya pantas diterima oleh orang-orang berkuasa—para raja atau penguasa. Tapi Yesus justru punya pandangan yang berbeda. Dia memberikan berkat-Nya kepada mereka yang sadar akan kemiskinan rohaninya, kepada yang menderita demi Kerajaan Allah, kepada orang yang lemah lembut, kepada mereka yang haus dan lapar akan keadilan Allah, kepada yang berbelas kasih, kepada yang berhati murni, kepada mereka yang merindukan damai sejahtera dan mau berjalan di dalamnya… (Matius 5:1–12).
Ya, Kerajaan-Nya memang bukan dari dunia ini, dan cara kerja-Nya menghancurkan semua sistem dunia yang kita tahu. Itulah sebabnya Dia, Sang Raja, Sang Mesias, datang dengan cara yang paling sederhana dan rendah hati, mencari hubungan yang nyata dari hati ke hati dengan kita, manusia. Dia mengubahkan hidup siapa pun yang mau menyingkirkan kesombongannya dan datang kepada-Nya ketika Dia memanggil.
Itulah yang terjadi padaku—dan juga pada begitu banyak orang lainnya. Yesus memilihku, bukan karena aku layak, tapi semata-mata karena kasih-Nya. Dia melihat harta berharga dalam hidupku yang selama ini tertutup oleh dosa dan kelemahanku. Aku tidak akan pernah bisa merasa cukup dengan berterima kasih untuk itu!
Untuk bagianku, aku sudah memberikan seluruh hidupku kepada-Nya. Aku memutuskan untuk mengikuti Kristus, Sang Mesias—dan tidak ada jalan untuk kembali.
Namaku Matius, dan aku telah dipilih serta diberkati oleh Yesus.