Apa yang mencuri damaimu?
Apa hal terburuk yang bisa terjadi padamu di dunia ini? Pernahkah kamu tanya itu ke diri sendiri? Dan punya jawabannya?
Belakangan ini aku tanya hal itu ke diriku sendiri waktu ada kabar gak enak yang coba ngambil damai sejahteraku. Dan aku kaget sendiri karena pertanyaan ini ternyata sangat berharga. Apalagi untuk semua hal yang coba bikin kita stres:
“Debbie, apa yang terjadi kalau kamu gak bisa bayar tagihan ini, dalam skenario terburuk?” Aku pikir, “Ya, aku akan bayar bunga… cuma bakal jadi lebih mahal. Tapi aku tetap hidup.”
“Dan kalau kamu gak sempat selesaikan deadline renungan berikutnya dalam skenario terburuk?” …ya, berarti aku harus bicara lagi dengan penerbit. Dalam skenario terburuk, renungan rilisnya lebih lambat. Hmm, ternyata gak segitunya buruk.
Aku bahkan tanya ke diriku, “Gimana kalau kamu harus mati karena suatu diagnosa?” Iya, hari ini aku memang mau sejauh itu dan sentuh juga kekhawatiran yang mungkin mencuri damaimu.
“Ya, berarti…” Hmm, lalu apa? Di sini pun aku kaget dengan jawabanku… “Ya, awalnya tentu akan jadi shock… tapi jujur? Aku tetap akan punya damai soal itu… aku tahu apa yang menantiku setelahnya!”
Dan saat aku melihat semua hal yang hari itu coba ngambil damai sejahteraku dengan sudut pandang seperti ini, aku sadar bahwa banyak hal yang coba mencuri sukacitaku sebenarnya gak punya kekuatan sebesar yang aku kasih ke mereka.
Jangan kasih sesuatu yang mencuri damaimu kuasa lebih besar daripada yang sebenarnya dia punya!
Kamu paham maksudku? Kita sering bikin gunung dari gundukan kecil. Tapi hari ini, kamu bisa lihat lagi semua hal yang memberatkanmu dari perspektif yang benar!
Penguatan dari Tuhan hari ini ada di Matius 6: “Sebab itu Aku berkata kepadamu: Janganlah khawatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum; dan janganlah khawatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? … Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Matius 6:25-34)