• ID
    • AR Arabic
    • CS Czech
    • DE German
    • EN English
    • ES Spanish
    • FA Farsi
    • FR French
    • HI Hindi
    • HI English (India)
    • HU Hungarian
    • HY Armenian
    • ID Bahasa
    • IT Italian
    • JA Japanese
    • KO Korean
    • MG Malagasy
    • MM Burmese
    • NL Dutch
    • NL Flemish
    • NO Norwegian
    • PT Portuguese
    • RO Romanian
    • RU Russian
    • SV Swedish
    • TA Tamil
    • TH Thai
    • TL Tagalog
    • TL Taglish
    • TR Turkish
    • UK Ukrainian
    • UR Urdu
Tanggal publikasi 11 Sep 2025

Bukan kontrak, tapi sumpah yang sakral.

Tanggal publikasi 11 Sep 2025

Pernikahan adalah suatu kemitraan yang permanen yang dibuat dengan komitmen di antara seorang wanita dan pria. Ada ditulis di alkitab, "...sesudah itu Ia berkata, Itu sebabnya laki-laki meninggalkan ibu bapaknya dan bersatu dengan istrinya, maka keduanya menjadi satu. Jadi mereka bukan lagi dua orang, tetapi satu. Itu sebabnya apa yang sudah disatukan oleh Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia." SESERIUS ITU GUYS!

Pernikahan pada awalnya dimaksudkan sebagai perjanjian antara seorang pria, seorang wanita, dan Tuhan – seumur hidup. Namun, hal itu tidak dialami oleh semakin banyak orang, baik di dalam maupun di luar gereja.... Ada lebih dari 1 juta perceraian di Amerika setiap tahun (itu berarti satu perceraian setiap 37 detik). Akibatnya, 1/3 anak-anak Amerika tidak tinggal bersama ayah kandung mereka. Beberapa orang berpikir solusinya hanyalah "hidup bersama," atau memiliki "kontrak pernikahan", bukan lagi tentang perjanjian seumur hidup. Kalo SIM atau Passport, bisa aja ada masa kadaluarsa. Kalo pernikahan harusnya enggak..... KTP Indonesia aja sekarang seumur hidup, iya nggak?

Tuhan tidak hanya memberi tahu kita tentang perjanjian pernikahan, tetapi Dia mencontohkannya bagi kita dalam komitmen-Nya kepada Israel (lihat Hosea), dan dalam komitmen Yesus kepada Gereja (Efesus 5:22-34). Allah menganggap serius perjanjian (lihat Kej. 15 perjanjian dengan Abraham; Yosua 9 perjanjian dengan orang Gibeon).

Karena pernikahan adalah sebuah perjanjian, maka pernikahan menuntut komitmen yang berkorban. Dalam Perjanjian Baru, kita dapat melihatnya dalam kata kasih (agape)... Itu adalah komitmen yang berkorban kepada orang yang dikasihi. Dalam Perjanjian Lama, kita melihatnya dalam kata untuk pernikahan (kiddushin) yang berarti pengorbanan.

Aku pernah lagi memuji Tuhan di gereja, waktu aku tutup mata tiba-tiba air mataku mengalir... karena Tuhan bilang, "LET YOUR MARRIGAE BE A BEAUTIFUL SACRIFICE THAT PLEASES ME..." (Biarkanlah pernikahanmu menjadi korban syukur yang harum yang menyenangkan hati-KU..) Aku menangism karena itu nggak gampang. Korban syukur, membutuhkan pengorbanan yang tulus. FULL dan nggak setengah-setengah. BUKAN SEBUAH KONTRAK, TAPI PERJANJIAN SAKRAL!

Kasih dalam pernikahan adalah kasih yang berkorban. Meskipun seringkali mengandung perasaan atau disertai dengan perasaan, pada akhirnya kasih itu adalah komitmen untuk memberi dengan rela berkorban kepada orang lain. Apakah kamu siap berkorban hari ini?

Semoga Tuhan memberkati mu dan pasanganmu hari ini, tetap semangat ya!

Debbie Wiratno
Penulis

Terdorong oleh Roh Kudus untuk menulis renungan yang penuh harapan, berdasarkan kebenaran Firman Tuhan dan tepat waktu.