• ID
    • AR Arabic
    • CS Czech
    • DE German
    • EN English
    • ES Spanish
    • FA Farsi
    • FR French
    • HI Hindi
    • HI English (India)
    • HU Hungarian
    • HY Armenian
    • ID Bahasa
    • IT Italian
    • JA Japanese
    • KO Korean
    • MG Malagasy
    • MM Burmese
    • NL Dutch
    • NL Flemish
    • NO Norwegian
    • PT Portuguese
    • RO Romanian
    • RU Russian
    • SV Swedish
    • TA Tamil
    • TH Thai
    • TL Tagalog
    • TL Taglish
    • TR Turkish
    • UK Ukrainian
    • UR Urdu
Tanggal publikasi 6 Des 2025

Ikutlah Aku!

Tanggal publikasi 6 Des 2025

Harus kuakui, aku memang unik. Jika aku harus menjelaskan duniaku pada orang lain, aku akan bilang itu semua tentang angka, pola, dan logika. Sejak kecil, bakatku di bidang matematika sudah terlihat jelas, dan kemampuan itulah yang membuatku menjadi pemungut cukai di wilayahku.

Di satu sisi, aku punya kehidupan yang nyaman karena posisiku itu memberikan penghasilan yang sangat baik. Tapi di sisi lain, aku terus-menerus ditolak dan dianggap sebagai pengkhianat yang bekerja pada penjajah Romawi. Menurut saudara-saudara Yahudiku, aku ini membuat hidup mereka lebih sulit dari yang seharusnya. Sesama Yahudi membenciku bahkan anggota keluargaku sendiri telah mengabaikanku!

Tuhan tahu aku tidak bermaksud menyakiti siapa pun. Aku hanya melakukan pekerjaanku dengan baik, yaitu mencatat pembukuan dengan akurat. Beginilah caraku bertemu Simon dan saudaranya, Andreas. Utang mereka kepada Kekaisaran Romawi sangat besar, salah satu yang terbesar yang pernah ku lihat.

Quintus, seorang perwira Romawi di Kapernaum, ingin memenjarakan Simon, tetapi dia memintaku untuk memata-matainya. Untuk melihat apakah dia melakukan sesuatu yang mencurigakan. Begitulah awal mula aku menyaksikan mukjizat yang Yesus lakukan pagi itu di pantai dengan ikan-ikan.

Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku merasa bahwa angka-angka bukan lagi tolok ukur yang sempurna untuk mendefinisikan dunia. Aku telah melihat sesuatu yang mustahil, sesuatu yang tidak masuk akal bagi pikiranku dan yang tidak akan pernah bisa dijelaskan oleh angka. Sungguh diluar nalar, sama seperti melihat pria lumpuh yang disembuhkan Yesus berjalan. Aku melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana pria itu diturunkan melalui atap dan bagaimana Yesus menyembuhkannya seketika.

Duniaku sebelumnya begitu teratur, kini berantakan, dan aku tidak tahu harus berbuat apa. Lalu suatu hari, Yesus lewat di depan tempat pemungutan cukai, tempatku bekerja, menatapku, dan berkata, "Matius (Lewi), anak Alfeus, ikutlah Aku!" (Markus 2:14). Berbeda dengan orang Yahudi lainnya, Yesus ngga menolakku; sebaliknya, Dia mengajakku untuk bergabung dengan-Nya.

Aku ngga ragu sedetik pun. Aku meninggalkan posku, memberikan kunci kepada penjaga Romawi yang mengawalku, dan mengambil lompatan iman terbesar dalam hidupku: mengikuti Pribadi yang telah menerimaku. Hidupku kini memiliki arah dan tujuan.

Namaku Matius (Lewi), anak Alfeus, dan aku telah dipilih oleh Yesus.

Debbie Wiratno
Penulis

Terdorong oleh Roh Kudus untuk menulis renungan yang penuh harapan, berdasarkan kebenaran Firman Tuhan dan tepat waktu.