Ikutlah Aku
Sejauh yang bisa kuingat, hidupku selalu terhubung dengan desa, terutama kebun anggur. Bahkan, ayahku adalah pemilik salah satu kebun anggur paling terkenal di daerahnya! Anggur kami dianggap salah satu yang paling lezat.
Aku bersama Tomas malam itu ketika kami kehabisan anggur di pesta pernikahan di Kana, dan aku melihat langsung mukjizat yang Yesus lakukan. Aku tidak bisa mengabaikan apa yang mataku lihat! Yesus memanggil Tomas untuk mengikuti-Nya, dan aku juga mendapat undangan yang sama. Segala sesuatu di dalam diriku, mendorongku untuk mengambil langkah itu.
Tapi gimana kami bisa memberi tahu ayahku? Seluruh bisnis ada di tangan kami. Mengikuti Yesus berarti melepaskan bisnis kami, karier kami, dan impian serta aspirasi yang telah ditanamkan ayah di dalam diri kami.
Aku bisa merasakan jantungku berdebar kencang sepanjang perjalanan pulang, memikirkan bagaimana aku akan menjelaskan hal ini padanya. Ayahku adalah orang dengan kemauan keras, jadi aku takut dengan reaksinya. Faktanya, dia sangat marah ketika kami memberitahunya. Kami berdebat lama, dan kami harus mendengarkan segala macam komentar negatif darinya.
Setelah membuat keputusan yang teguh, kami sepakat dengan ayah bahwa dia akan menemani kami dalam perjalanan karena dia ingin berbicara dengan Yesus terlebih dahulu. Seperti kamu bayangkan, itu bukanlah perjalanan yang mudah; suasana sangat tegang.
Setelah beberapa hari, kami akhirnya sampai juga, di tempat kami bertemu dengan Yesus. Ayahku berbicara dengan-Nya, dan untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun, aku melihatnya menangis. Setelah itu, Ayah memberi ciuman perpisahan pada Tomas dan aku, lalu pergi. Aku ngga tahan dengan perasaan bahwa aku telah menghancurkan hati ayah!
Mengikuti Yesus bukanlah keputusan yang mudah. Tapi aku tahu bahwa Dia telah memanggilku dan tidak ada yang lebih penting daripada mengikuti-Nya. Ya, berkat menjadi murid-Nya jauh melebihi kesulitan apa pun! (Matius 19:29)
Namaku Ramah, dan aku telah dipilih oleh Yesus.