• ID
    • AR Arabic
    • CS Czech
    • DE German
    • EN English
    • ES Spanish
    • FA Farsi
    • FR French
    • HI Hindi
    • HI English (India)
    • HU Hungarian
    • HY Armenian
    • ID Bahasa
    • IT Italian
    • JA Japanese
    • KO Korean
    • MG Malagasy
    • MM Burmese
    • NL Dutch
    • NL Flemish
    • NO Norwegian
    • PT Portuguese
    • RO Romanian
    • RU Russian
    • SV Swedish
    • TA Tamil
    • TH Thai
    • TL Tagalog
    • TL Taglish
    • TR Turkish
    • UK Ukrainian
    • UR Urdu
Tanggal publikasi 12 Des 2025

Ini bukanlah akhir dari kisahmu

Tanggal publikasi 12 Des 2025

Pernahkah kamu mengalami masa-masa yang sangat sulit dalam hidup? Aku mengalaminya belum lama ini.

Kami kehabisan uang dan tidak punya apa pun lagi untuk dimakan. Aku bisa melihat tulang rusuk putriku, dan mata istriku lesu karena kekurangan makanan. Aku ngga bisa menemukan pekerjaan apa pun, dan aku ngga tahu harus berbuat apa. Didorong oleh keputusasaan, aku sembunyi dengan seorang teman di jalan menuju kota, dengan ide merampok orang pertama yang lewat.

Kami menahan seorang pria Yahudi. Kami tidak ingin menyakitinya, tetapi dalam pergumulan itu, kepalanya terbentur batu. Kami ngga tahu apakah dia meninggal atau ngga, karena kami buru-buru mengambil kuda, pakaian, dan barang-barangnya lalu pergi dari sana secepat mungkin.

Saat kami buru-buru pergi, tanpa sengaja aku membuat gerakan yang salah dan jatuh dari kuda, kakiku patah. Aku menganggap ini sebagai konsekuensi dari penghakiman Tuhan yang adil dalam hidupku. Sejak itu, aku hidup dengan rasa malu yang konstan karena telah melakukan hal yang mengerikan, dan pertanyaan “apakah pria Yahudi itu selamat atau tidak” menyiksaku tiap hari. Aku ngga bisa kerja atau menggarap ladangku, jadi keluargaku dan aku ditakdirkan untuk mati kelaparan.

Tapi suatu hari, Yesus muncul. Murid-murid-Nya telah membajak dan menabur ladang kami, dan Yesus sendiri mengundang kami makan malam dengan makanan yang mereka beli. Aku ngga bisa percaya: ngga ada orang yang pernah menunjukkan kemurahan hati seperti itu kepada kami, dan tanpa mengenal kami.

Malam itu, ketika aku membuka hati dan mengakui apa yang telah kulakukan, aku bisa melihat di mata Yesus bahwa Dia sudah tahu kisahku. Kemudian Dia memberi jawaban yang sangat aku butuhkan: "Dia ngga meninggal. Seseorang datang dan menolongnya. Melech, Aku tahu. Aku berjanji padamu. Dia ngga meninggal." Tanpa keraguan: Yesus tahu apa yang Dia katakan. Aku mulai menangis, dipenuhi dengan kelegaan dan sukacita karena mengetahui bahwa pria Yahudi itu baik-baik saja.

Begitulah pembebasanku dimulai, tetapi tidak berhenti di situ saja. Keesokan paginya, aku bangun dengan kaki yang sembuh total—Yesus telah menyembuhkanku! Ngga pernah di rumah itu ada begitu banyak teriakan sukacita yang sangat murni. Aku sekarang adalah orang yang baru, luar dan dalam, dan itu hanya karena Dia.

Namaku Melech, dan aku telah dipilih oleh Yesus.

Debbie Wiratno
Penulis

Terdorong oleh Roh Kudus untuk menulis renungan yang penuh harapan, berdasarkan kebenaran Firman Tuhan dan tepat waktu.