Jangan merasa bersalah terus, Teman!
Waktu aku kecil aku takuuuutt banget kalau dimarahin. Apakah itu pernah terjadi padamu juga, Teman? Kamu melakukan sesuatu yang bodoh atau salah, segera ibu atau ayahmu menyadarinya, dan kemudian... DHUAR! Kemarahan yang tak tertahankan meledak. Mungkin kamu akan gemetar dalam hati hanya memikirkan teguran itu! Ditambah dengan rasa takut itu juga rasa bersalah.
Seiringkali kita tumbuh dewasa, kita jadi berpegang pada pola pikir yang sama ini, perasaan takut dan bersalah yang sama ada lagi di hati setelah melakukan kesalahan. Parahnya itu nggak ilang-ilang setelah kita salah. Bolehkah aku bertanya sesuatu? Sebagai seorang Kristen, apakah kita merasakan hal bersalah ini kadang terhadap Bapa Surgawi? Apa kita gemeter?
Mungkin iya. Tapi di sisi lain, kita perlu ingat juga, Alkitab meyakinkan kita bahwa Allah itu "...penuh belas kasihan, pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih dan setia." (lihat Mazmur 86:15) “Tetapi Engkau, ya Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih dan setia.”
Teman, Yesus menanggung kemarahan Allah atas diri-Nya ketika Ia mati di kayu salib dan menanggung semua dosamu. Dan ingatlah bahwa "...jika kita mengaku dosa kita, maka Ia setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (Alkitab, 1 Yohanes 1:9)
Yesus menanggung kemarahan Allah atas diri-Nya agar kita tidak harus menanggung kemarahan Allah sendiri. Jadi, katakan tidak pada rasa takut dan bersalah...! Kita nggak perlu merasa kecil terus menerus!
Karena darah Yesus telah membuat kamu benar, kita tidak perlu mengalami murka Allah (lihat Alkitab, Roma 5:9)
Ingatlah bahwa kesalahan adalah manusiawi dan pengampunan adalah ilahi. Tuhan akan selalu menyambutmu dengan belas kasihan dan belas kasihan, Teman.
