• ID
    • AR Arabic
    • CS Czech
    • DE German
    • EN English
    • ES Spanish
    • FA Farsi
    • FR French
    • HI Hindi
    • HI English (India)
    • HU Hungarian
    • HY Armenian
    • ID Bahasa
    • IT Italian
    • JA Japanese
    • KO Korean
    • MG Malagasy
    • NL Dutch
    • NL Flemish
    • NO Norwegian
    • PT Portuguese
    • RO Romanian
    • RU Russian
    • SV Swedish
    • TA Tamil
    • TH Thai
    • TL Tagalog
    • TL Taglish
    • TR Turkish
    • UK Ukrainian
    • UR Urdu

Pernahkah kamu melihat seorang anak kecil yang sedang belajar berjalan? Dengan kaki kecilnya, ia berusaha untuk berdiri dan melangkah. Namun, saat ia memulai langkah pertamanya, kakinya melemah dan ia terjatuh… berulang kali. Ketika hal itu terjadi, bagaimana reaksi orang tuanya? Apakah mereka marah? Tentu tidak. Yang mereka lakukan adalah memegang kedua tangan anak kecil itu, mengangkatnya, dan menuntunnya untuk belajar berjalan.

Dari ilustrasi ini, mari kita mengoreksi diri kita masing-masing: kelemahan apa yang saat ini aku miliki? Di bagian mana aku sering jatuh berkali-kali? Dan bagaimana reaksi Tuhan terhadap kejatuhanku yang kesekian kali?

Mungkin saat ini kita merasa menjadi orang yang paling lemah… atau orang yang paling berdosa. Tapi kabar baiknya, bukan hanya kita yang merasa seperti itu. Rasul Paulus pernah berkata:

“Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik… Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Roma 7:18-19; 24)

Bahkan seorang rasul Kristus pun bisa merasakan hal yang sama. Namun, bagaimana respons Tuhan? Roma 8:1 menyatakan: “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.” (Roma 8:1)

Wow! Bagaimana hal ini bisa terjadi?

“Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua.” (Roma 11:32)

Bahasa asli dari kata "kemurahan-Nya" adalah eleeo, dengan akar kata eleos, yang bermakna “kebaikan hati atau keinginan baik untuk menolong, serta turut merasakan apa yang dialami.”

Bagaimana Tuhan bisa merasakan “kelemahan” kita? Dengan menjadi sama seperti kita sehingga Ia dapat menolong kita yang lemah. Salib-Nya adalah jawaban atas segala kelemahan kita!

Hari ini, kita dapat dengan yakin menjalani hari-hari ke depan, karena Tuhan Yesus akan selalu memberikan kasih karunia-Nya untuk menolong dan mengubahkan hidup kita setiap hari.

Debbie Wiratno
Penulis

Terdorong oleh Roh Kudus untuk menulis renungan yang penuh harapan, berdasarkan kebenaran Firman Tuhan dan tepat waktu.