• ID
    • AR Arabic
    • CS Czech
    • DE German
    • EN English
    • ES Spanish
    • FA Farsi
    • FR French
    • HI Hindi
    • HI English (India)
    • HU Hungarian
    • HY Armenian
    • ID Bahasa
    • IT Italian
    • JA Japanese
    • KO Korean
    • MG Malagasy
    • MM Burmese
    • NL Dutch
    • NL Flemish
    • NO Norwegian
    • PT Portuguese
    • RO Romanian
    • RU Russian
    • SV Swedish
    • TA Tamil
    • TH Thai
    • TL Tagalog
    • TL Taglish
    • TR Turkish
    • UK Ukrainian
    • UR Urdu
Tanggal publikasi 26 Okt 2025

Perhatikan dialog batinmu

Tanggal publikasi 26 Okt 2025

Hari ini kita mulai sebuah seri yang berfokus pada Mazmur 94:18-19 untuk belajar lebih sungguh-sungguh meletakkan kekhawatiran kita di kaki Yesus dan (akhirnya!) menemukan sukacita.

Ketika aku berpikir: ”Kakiku goyang,” maka kasih setia-Mu, ya Tuhan menyokong aku. Apabila bertambah banyak pikiran dalam batinku, penghiburan-Mu menyenangkan jiwaku. (Mazmur 94:18-19)

“Ketika aku berkata”… Sadar nggak sih, kita semua itu selalu ngomong sama diri sendiri, di dalam hati. Nah, kalau kamu sendiri gimana? Apa yang biasanya kamu ulang-ulang ke diri sendiri, dalam percakapan batinmu? Kata-kata apa yang kamu kasih makan ke jiwamu?

Sebagian dari kita mungkin sering berpikir kalau kita ini…

  • Kurang berbakat,
  • Kurang ramah,
  • Kurang sabar,
  • Kurang pintar,
  • Kurang cantik atau ganteng,
  • Pokoknya nggak cukup untuk bisa dicintai, dll.

Mungkin kamu udah bertahun-tahun ngulangin hal-hal kayak gitu ke dirimu sendiri. Tapi dengar ini: Tuhan juga lagi ngomong ke kamu, dan hari ini suara-Nya lebih kuat lagi bergema di hatimu: “Kamu begitu berharga sampai Anak-Ku yang tunggal rela mati untukmu. Kamu begitu berharga sampai kasih-Ku mengejarmu tanpa lelah.”

Hubungan antara apa yang kita katakan ke diri sendiri dengan iman kita itu nyata banget. Lihat aja Yeremia, yang pernah berdoa dengan jujur waktu dia kehilangan pengharapan:

“Sangkaku: hilang lenyaplah kemasyhuranku dan harapanku kepada Tuhan. ”Ingatlah akan sengsaraku dan pengembaraanku, akan ipuh dan racun itu.” Jiwaku selalu teringat akan hal itu dan tertekan dalam diriku. (Ratapan 3:18-20)

Tapi Tuhan tahu, mengubah cara kita ngomong sama diri sendiri itu butuh waktu. Di doa yang sama, Yeremia juga bilang:

Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia Tuhan tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” Tuhan adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. (Ratapan 3:21-24)

Lagu “You Say” dari Lauren Daigle juga nyampein hal yang sama—bagaimana kita mulai benar-benar percaya apa yang Tuhan katakan tentang kita.

[image]

Kalau kamu mau lepas dari kekhawatiran dan nemuin lagi sukacita, mulailah dengan memperhatikan apa yang kamu katakan ke diri sendiri… lalu ubah “program” itu. Tuhan sabar, dan kalau kamu mau, Dia akan menolongmu. Bersama Dia, kamu akan belajar percaya bahwa apa yang Dia katakan tentangmu itu adalah kebenaran!

Debbie Wiratno
Penulis

Terdorong oleh Roh Kudus untuk menulis renungan yang penuh harapan, berdasarkan kebenaran Firman Tuhan dan tepat waktu.