• ID
    • AR Arabic
    • CS Czech
    • DE German
    • EN English
    • ES Spanish
    • FA Farsi
    • FR French
    • HI Hindi
    • HI English (India)
    • HU Hungarian
    • HY Armenian
    • ID Bahasa
    • IT Italian
    • JA Japanese
    • KO Korean
    • MG Malagasy
    • MM Burmese
    • NL Dutch
    • NL Flemish
    • NO Norwegian
    • PT Portuguese
    • RO Romanian
    • RU Russian
    • SV Swedish
    • TA Tamil
    • TH Thai
    • TL Tagalog
    • TL Taglish
    • TR Turkish
    • UK Ukrainian
    • UR Urdu
Tanggal publikasi 11 Nov 2025

Perhatikan keajaiban-keajaiban kecil di hidupmu!

Tanggal publikasi 11 Nov 2025

Belakangan ini, aku sempat nggak bisa tidur hampir setengah malam. Banyak pengalaman dan pikiran yang numpuk di hidupku, bahkan banyak yang sebenarnya bagus-bagus!

Tapi hal baik juga tetap butuh diproses somewhere. Dan memang ada beberapa tantangan yang nggak juga hilang dari pikiran. Secara fisik pun aku lagi nggak terlalu enak badan.

Berapapun kali aku ingetin hati sendiri: Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. (1 Petrus 5:7) hati ini tetap saja rasanya nggak mau nerima dan nggak bisa tenang. Siapa yang pernah juga ngalamin hal kayak gini?

Itu terjadi beberapa jam setelah aku pulang dari tur pelayanan yang luar biasa dan melihat banyak orang memutuskan ikut Yesus! Waktu itu juga aku baca email dari ibuku, yang malam itu hadir bersama putrinya yang anoreksia. Dia nulis, “Aku yakin anakku pulang membawa kesembuhan!”

Dan tetap saja… hatiku masih gelisah. Atau mungkin justru gara-gara itu? Kita akan tetap mengalami rasa gelisah. Pertanyaannya: kenapa?

Apa kamu gelisah karena kamu menghambat rencana si musuh yang mau menghancurkan orang? Atau kamu gelisah karena kamu tahu Tuhan memanggilmu jadi pembawa damai, tapi kamu belum melakukannya?

Kamu bisa mengganggu yang mengganggu kamu dengan menjalani panggilanmu.

Alkitab bilang: Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (Matius 5:9)

Pembawa damai membawa damai antara Allah dan manusia. Tapi mereka juga membawa damai antar anggota keluarga, dengan diri sendiri, dan yang paling penting: antara diri sendiri dan Allah.

Semua ini dimulai diam-diam, di tempat tersembunyi, di lutut kita saat berdoa — dan berakhir di panggung besar yang nggak selalu terlihat seperti panggung, seringkali malah terlihat seperti tempat kerja.

Dan kamu tahu nggak? Sekalipun kamu mungkin masih ngerasa gelisah, kamu tahu jauh di dalam hati, bahwa Tuhan itu di atas segalanya, segalanya, segalanya.

Debbie Wiratno
Penulis

Terdorong oleh Roh Kudus untuk menulis renungan yang penuh harapan, berdasarkan kebenaran Firman Tuhan dan tepat waktu.