Sudah waktunya untuk “menetapkan di dalam hati”, !
“Daniel menetapkan dalam hatinya.” Aku bisa baca kalimat ini di Alkitab berulang-ulang: “Daniel menetapkan dalam hatinya.”
Itu cuma satu kalimat, tidak lebih, tapi ada begitu banyak dalam beberapa kata ini. Ayat dalam New International Version berkata, “But Daniel resolved not to defile himself with the royal food and wine, and he asked the chief official for permission not to defile himself this way.” (Daniel 1:8 NIV)
Dan kamu tahu kenapa ayat ini sangat menarik perhatianku? Karena aku ini orang yang sangat sensitif. Bagiku penting untuk ada buat semua orang. Penting untuk adil pada semua hal. Penting untuk tidak mengecewakan. Mungkin kamu juga mirip aku dalam hal ini.
Misalnya, buatku tantangan banget bahwa aku tidak bisa membalas setiap email yang indah dan menyentuh yang aku terima hanya karena jumlahnya begitu banyak.
Itu membuatku stres bertahun-tahun. Sampai aku menemukan lima kata ini: “Daniel menetapkan dalam hatinya”… dan aku mengerti.
Kebenarannya adalah, “…Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” (1 Samuel 16:7)
Dan di dalam hatiku ada kasih yang besar untuk orang-orang, meski aku tidak bisa membalas semua orang. Tuhan melihat itu. Dia tahu itu. Dan itu cukup. Dia tahu. Titik.
Dan jadi aku menetapkan dalam hatiku (dan aku harus terus menetapkannya), aku menerima bahwa aku tidak bisa jadi segalanya untuk semua orang dan aku tidak akan mengizinkan stres-pikiran dari situ muncul lagi. Karena Tuhan melihat hatiku. Dan di sini, Dia menemukan kasih yang Dia inginkan.
Menetapkan sesuatu di dalam hati seperti ini, membebaskan kamu.
Memutuskan sesuatu dalam hatimu berarti menutup pintu untuk kebohongan dan mengalami kebebasan.
Apa yang harus kamu putuskan dengan tegas? Apa yang harus kamu tetapkan dalam hatimu, supaya kamu bisa mengalami kebebasan?