• ID
    • AR Arabic
    • CS Czech
    • DE German
    • EN English
    • ES Spanish
    • HI Hindi
    • HI English (India)
    • ID Bahasa
    • IT Italian
    • MG Malagasy
    • NL Dutch
    • NO Norwegian
    • PT Portuguese
    • SV Swedish
    • TA Tamil
    • TH Thai
    • TL Tagalog
    • TL Taglish
    • TR Turkish
Liburan

Apa Yang Terjadi Pada Yesus di Kamis Putih?

Dikhianati, ditinggalkan, dan ditangkap. Kamis Putih adalah hari yang penuh drama bagi Yesus. Bahkan bisa dibilang hari yang sangat kelam. Hari itu dimulai dengan makan malam bersama teman-teman terdekatnya, tapi berakhir dengan Yesus ditangkap. Kamis Putih menceritakan kisah Perjamuan Terakhir Yesus bersama murid-murid-Nya. Keesokan harinya, yaitu di Jumat Agung, Yesus akan wafat. Apa sebenarnya makna dari Kamis Putih dan apa yang terjadi pada hari itu? Mengapa dan bagaimana umat Kristiani merenungkan hari ini? Dan kenapa namanya disebut "Kamis Putih"?

Apa itu Kamis Putih?

Kamis Putih adalah hari untuk mengenang perjamuan terakhir Yesus bersama murid-murid-Nya. Hari ini diperingati setiap tahun oleh orang Kristen. Kamis Putih jatuh beberapa hari sebelum Paskah, dan satu hari sebelum kematian Yesus di Hari Jumat Agung. Pada malam itu, Yesus menghabiskan waktu terakhirnya bersama sahabat-sahabat terdekatnya. Mereka makan bersama, dan Yesus mengucapkan beberapa hal yang sangat mengejutkan. Ia bahkan mengatakan bahwa salah satu dari mereka yang duduk di meja itu akan mengkhianatinya. Malam itu juga, Yesus ditangkap dan semua sahabat-Nya meninggalkan Dia.

Kejadian Apakah Yang Terjadi Sebelum Hari Kamis Putih?

Kilasan balik sebentar: Yesus mengelilingi wilayah Israel selama kurang lebih tiga tahun sejak usia 30 tahun. Ia mengumpulkan dua belas sahabat dekat (yang sering disebut rasul atau murid) yang selalu menyertai-Nya ke mana pun Ia pergi. Yesus melakukan berbagai mukjizat dan menceritakan kisah-kisah yang luar biasa. Banyak orang sangat terkesan dengan-Nya.

Saat itu, bangsa Yahudi hidup di bawah penjajahan Romawi. Dalam kitab suci mereka, sudah sejak lama ada nubuat tentang akan datangnya seorang penyelamat. Mereka sangat menantikan seorang pembebas, seorang ‘Mesias’. Yesus mengatakan bahwa Dialah penyelamat itu. Pada Minggu Palma, Ia disambut bagai pahlawan ketika memasuki kota Yerusalem. Itu baru terjadi beberapa hari sebelumnya. Kehadiran-Nya tidak luput dari perhatian para pemimpin kota. Mereka merasa terancam dan ingin menyingkirkan-Nya. Ketegangan mulai memuncak.

Di saat yang sama, seluruh kota sedang merayakan Paskah. Sebuah hari raya besar orang Yahudi untuk mengenang pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, yang dilakukan oleh Tuhan. Yesus juga ikut merayakan Paskah. Dan di sinilah dimulai kisah Kamis Putih.

Apa Kisah di Hari Kamis Putih?

Beginilah kejadiannya: Yesus dan para sahabat-Nya sedang merayakan bersama. Seluruh negeri juga sedang merayakan. Di atas meja ada roti dan anggur. Mungkin kamu familiar dengan lukisan karya Leonardo da Vinci: Perjamuan Terakhir. Nah, inilah momen yang coba digambarkan oleh sang seniman dalam karyanya itu. Penasaran dengan lukisan tersebut dan bagaimana karya itu menginspirasi banyak orang setelahnya? Kamu bisa cari tahu lebih lanjut tentang lukisannya dan pengaruhnya di berbagai budaya dan seni di sini.

Pembasuhan Kaki?

Malam itu dimulai dengan cara yang tidak biasa. Dalam tradisi saat itu, sebelum makan, setiap orang akan mencuci tangan dan kaki mereka. Mencuci kaki menjadi hal yang penting karena pada masa itu, orang-orang berjalan menggunakan sandal atau bahkan tanpa alas kaki, dan posisi makan adalah bersandar dekat dengan meja, bukan duduk di kursi seperti sekarang. Kaki yang tidak dicuci tentu akan terasa tidak layak dalam suasana makan bersama. Biasanya, jika seseorang diundang ke rumah, tuan rumah akan menyediakan pelayan untuk mencuci kaki para tamunya.

Namun, pada malam itu tidak ada pelayan yang hadir. Karena tidak ada satu pun dari murid-muridnya yang mengambil peran tersebut, Yesus — yang adalah pemimpin mereka — justru yang memutuskan untuk mencuci kaki satu per satu dari mereka. Padahal, tugas itu adalah tugas seorang pelayan atau budak. Salah satu murid sempat menolak karena merasa tidak pantas, namun Yesus tetap melakukannya dengan sukarela. Tindakan ini menjadi simbol penting. Yesus ingin menunjukkan bahwa Ia bukanlah pemimpin yang menuntut untuk dilayani, tetapi pemimpin yang datang untuk melayani. Sebuah pemahaman tentang kepemimpinan yang sangat berbeda dari yang biasa dikenal dunia. Ia juga menyampaikan bahwa tidak ada satu orang pun yang lebih penting dari yang lain, dan Ia berharap para murid-Nya akan terus mengingat dan meneladani hal ini.

Pengkhianatan

Ketika Yesus kembali duduk di meja bersama murid-murid-Nya, suasana menjadi muram. Yesus tampak sedih. Ia tahu bahwa para pemimpin bangsa saat itu sedang mencarinya dan berencana untuk menyingkirkannya. Lalu Ia berkata, “Salah satu dari kalian akan mengkhianati Aku.” Para murid saling memandang dengan bingung. Mereka tidak mengerti siapa yang dimaksud. Siapa yang mungkin melakukan hal seperti itu? Namun Yesus tahu dengan pasti: itu adalah Yudas. Yudas, yang duduk di antara mereka, merasa gelisah dan dipenuhi keraguan. Ia pun bangkit dan pergi dengan marah, sementara para murid lainnya masih belum memahami alasan kepergiannya.

Pembicaraan Yang Canggung

Yesus berbicara kepada para murid-Nya dengan sungguh-sungguh. Ia memberitahukan bahwa Ia akan segera mati, namun kematian itu bukanlah akhir dari segalanya. Para murid-Nya tidak sepenuhnya memahami perkataan-Nya yang terdengar seperti perpisahan. Dalam perjamuan itu, Yesus mengucapkan kalimat-kalimat yang penuh makna, seperti: “Kasihilah satu sama lain seperti Aku telah mengasihi kalian,” dan “Ke tempat Aku pergi, kalian tidak dapat mengikuti Aku sekarang.

Khususnya Simon Petrus, salah satu murid terdekat-Nya, merasa bingung dan tidak terima. Ia bersikeras bahwa ia akan mengikuti Yesus ke mana pun, bahkan jika harus menghadapi bahaya. Ia berkata bahwa ia akan melindungi Yesus dengan nyawanya sendiri. Namun Yesus, yang mengetahui hati manusia, berkata kepadanya, “Engkau pun akan meninggalkan Aku. Sebelum ayam berkokok tiga kali, engkau akan menyangkal Aku.

Kasihilah sesamamu seperti Aku mengasihi kamu.
Yesus Kristus

Yesus menjelaskan bahwa mereka tidak perlu takut dengan apa yang akan datang, karena mereka tidak akan sendirian dan mereka akan merasakan kedamaian. Dia berbicara tentang hubungan-Nya dengan Allah sebagai Bapa. Namun, Dia juga memperingatkan mereka bahwa orang-orang tidak akan mau percaya kepada mereka. Mereka akan menghadapi kebencian, bahkan kematian. Meskipun begitu, Yesus tetap memberi harapan. Pesan ini sangat penting, tetapi teman-teman Yesus saat itu tidak tahu apa yang akan terjadi pada mereka—kematian Yesus dan kebangkitan-Nya. Mereka kesulitan memahaminya. Baca kembali seluruh pesan Yesus di sini.

Perjamuan Terakhir

Apa yang terjadi selanjutnya? Ini adalah kali terakhir semua teman-teman Yesus berkumpul bersama-Nya sebelum Dia meninggal. Yesus mengakhiri pesan-pesan-Nya dengan sebuah tindakan simbolis. Dia memecah-mecahkan roti dan mengambil segelas anggur. "Roti dan anggur ini adalah simbol tubuh-Ku. Makanlah ini dan ingatlah kepada-Ku. Aku akan mati untukmu." Tindakan simbolis ini masih dilakukan oleh umat Kristiani hingga hari ini. Mereka makan roti dan minum anggur untuk sejenak merenungkan kematian Yesus.

Ciuman Yudas

Kemudian semuanya terjadi sangat cepat. Saat mereka berjalan bersama melalui sebuah taman di kota pada malam itu, mereka bertemu dengan Yudas. Dan dia tidak sendirian. Dia membawa tentara bersamanya.

Dengan sebuah ciuman di pipi Yesus, Yudas menunjukkan kepada tentara siapa Yesus itu. Orang yang mereka cari. Pengkhianatan besar. Simon Petrus mencoba membela Yesus dan memotong telinga seorang tentara. Tetapi Yesus tidak ingin itu terjadi. Dia membiarkan dirinya ditangkap dan dibawa pergi. Teman-teman-Nya pergi meninggalkan-Nya. Marah. Takut. Tapi yang paling penting, suatu kebingungan.

Kamis Putih Juga Disebut Maundy Thursday

Warna putih memang memiliki makna khusus dalam konteks Maundy Thursday (Kamis Putih), meskipun hari ini mengingatkan kita pada pengkhianatan, penderitaan, dan penangkapan Yesus. Warna putih sering diasosiasikan dengan kebaikan, kegembiraan, dan kesucian. Oleh karena itu, meskipun peristiwa yang terjadi pada hari itu sangat sedih, warna putih digunakan untuk menandakan harapan dan pengharapan akan kedatangan keselamatan.

Dalam Gereja Katolik Roma, warna putih digunakan secara simbolik, di mana imam mengenakan jubah putih dan salib-salib di gereja ditutupi dengan kain putih. Ini semua untuk menunjukkan bahwa meskipun ada penderitaan dan kegelapan pada hari itu, ada keyakinan bahwa segala sesuatu akhirnya akan mengarah pada kebangkitan dan harapan baru melalui Paskah. Kamis Putih adalah bagian dari Minggu Suci (Holy Week), yang dimulai dengan Hari Minggu Palma dan berakhir dengan Paskah.

Apakah Peristiwa Kamis Putih Benar-Benar Terjadi?

Apa yang terjadi pada Kamis Putih saat Perjamuan Terakhir Yesus dan pengkhianatan oleh Yudas dijelaskan dalam empat kitab yang berbeda, yaitu empat kitab pertama dalam Perjanjian Baru di Alkitab. Cerita-cerita ini ditulis sekitar 30-90 tahun setelah kematian-Nya. Itu adalah waktu yang relatif cepat untuk sebuah dokumen sejarah. Beberapa saksi mata bahkan masih hidup pada saat itu. Itulah sebabnya, buku-buku ini - yang disebut Injil - dianggap sebagai sumber yang dapat dipercaya oleh para sejarawan, termasuk sejarawan non-Kristen.

Yang menarik adalah bahwa keempat penulis Injil merasa perlu untuk menggambarkan malam yang spesifik ini. Hal ini tidak selalu terjadi pada cerita-cerita lain tentang Yesus. Meskipun ada beberapa perbedaan kecil dalam detailnya, perbedaan tersebut justru membuat cerita menjadi lebih lengkap. Menurut para sejarawan, kenyataan bahwa cerita-cerita ini sepakat dalam inti ceritanya membuat kemungkinan besar bahwa peristiwa malam itu benar-benar terjadi.

Kapankah Kamis Putih Terjadi?

Kamis Putih jatuh pada hari Kamis setiap tahun, namun tanggalnya berbeda-beda setiap tahunnya. Kita tahu tanggal pastinya karena cerita tersebut menggambarkan bagaimana Yesus dan teman-temannya merayakan Paskah. Paskah adalah hari raya Yahudi yang sangat tua dan masih dirayakan hingga hari ini. Hari raya ini berlangsung selama seminggu dan berakhir pada hari yang sama dengan perayaan Paskah bagi umat Kristiani.

Bagaimana Merayakan Kamis Putih?

Banyak gereja buka pada malam itu untuk memperingati perjamuan terakhir Yesus bersama murid-murid-Nya. Jemaat makan sepotong roti dan meminum sedikit anggur bersama, seperti yang dilakukan Yesus pada malam terakhir sebelum kematian-Nya. Ini adalah simbol yang digunakan untuk sejenak berhenti dan merenungkan kehidupan dan kematian Yesus. Di beberapa gereja, terdapat meja besar di mana semua orang duduk bersama, sementara di gereja lain, roti dan anggur diberikan oleh imam atau pemimpin gereja atau dibagikan kepada jemaat.

Bagaimana Aku Bisa Merayakannya?

Kamu juga bisa merayakan Kamis Putih di rumah. Misalnya, kamu bisa makan sepotong roti dan meminum sedikit anggur, baik sendirian maupun bersama orang lain. Sebuah ritual di mana kamu bisa merenungkan kehidupan Yesus, tentang apa yang Dia katakan dan lakukan.

Keajaiban Salib

Setelah Kamis Putih, datanglah Jumat Agung. Apa yang terjadi dalam 18 jam terakhir sebelum kematian Yesus di salib?

Dalam seri email The Wonders of the Cross, Wilkin van de Kamp akan membawa kamu semakin dekat dengan Yesus, mengungkapkan besarnya pengorbanan-Nya untukmu—peristiwa yang memiliki kekuatan untuk mengubah hidupmu selamanya.

Daftar untuk perjalanan yang penuh kuasa ini selama 40 hari, melalui tujuh momen ketika darah Yesus tertumpah.